Standar Geospasial untuk Pola Tanam Tanaman Pangan
Cibinong (18/09/2024) – Rapat Konsensus Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dengan judul Spesifikasi Informasi Geospasial Sumberdaya Agroklimat untuk Penentuan Pola Tanam Tanaman Pangan Skala 1:250.000 digelar untuk membahas standar dalam bidang pertanian. Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Sumberdaya Lahan Pertanian (BSIP SDLP) melalui Balai Pengujian Standar Instrumen Agroklimat dan Hidrologi Pertanian (BPSI AHP) sebagai konseptor penyusunan RSNI ini.
RSNI ini dirumuskan oleh Komite Teknis (Komtek) 07-01, Informasi Geografi/Geomatika, melalui proses penyusunan standar mulai dari rapat teknis, uji implementasi, hingga rapat konsensus dengan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk pakar, akademisi, dan Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Rapat konsensus ini diadakan secara hybrid, baik daring maupun luring, dan dihadiri dari Kementerian Pertanian, Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta akademisi dari berbagai institusi.
Dalam sambutan pembukaan, Plt. Direktur Standar dan Teknologi Geospasial dari BIG, Iyan Supriyana, S.T., M.T.I., menyampaikan harapannya agar RSNI ini dapat diterapkan secara luas. Ia juga menekankan bahwa standar ini merupakan hasil kolaborasi yang baik antara Kementerian Pertanian, BRIN, dan BIG.
Kepala BSIP SDLP, yang diwakili oleh Adang Hamdani, S.P., M.Si., menyampaikan bahwa RSNI ini bertujuan untuk menyediakan informasi sumber daya agroklimat berdasarkan data iklim dan topografi terbaru guna mendukung perencanaan pertanian dan pembangunan wilayah.
Standar ini akan menjadi panduan dalam penyusunan peta agroklimat di berbagai agroekosistem, dengan memanfaatkan data yang lebih lengkap serta metode analisis dan klasifikasi yang lebih komprehensif.
Rapat konsensus ini dipimpin oleh Ketua Komtek 07-01, Dr. Ir. Yusuf Surachman Djajadihardja, M.Sc. Standar ini merupakan pengembangan dari Atlas Sumber Daya Agroklimat Indonesia, dan diharapkan dapat menghasilkan informasi yang lebih mutakhir dan akurat guna mendukung perencanaan pertanian, pemilihan komoditas pangan, serta penentuan pola tanam yang optimal. (AA/AH)